Selamat Datang

Terima kasih telah mengunjungi blog kami, mohon maaf sebelumnya, blog ini masih dalam tahap pembaruan, sadar bahwa masih banyak kekurangan, saran dan masukan dari anda sangat kami butuhkan guna memperbaik blog kami.
Terima kasih Tuhan Yesus Memberkati

13 Jan 2010

PELAJARAN ALKITAB


1 Korintus 14:1

Pokok Bahasan

1.    Kasih dan karunia Roh adalah sama-sama penting. Kita diminta untuk mengejar kasih dan mengusahakan karunia Roh (lihat juga 1 Kor. 12:31). Kedua-duanya penting karena kasih tanpa karunia Roh berarti kita membatasi diri untuk dapat berbuat lebih banyak dalam menyatakan kasih kita. Karunia Roh tanpa kasih akan membuat penyataan kasih menjadi kacau. Di samping mengejar kasih, firman Tuhan juga mengajarkan kita untuk mengejar hal-hal berikut ini agar kehidupan kesaksian kita menjadi seimbang.


  • kejarlah kekudusan (Ibr. 12:14)


  • kejarlah keadilan (1 Tim. 6:12; 2 Tim. 2:22)


  • kejarlah kebenaran (Ams. 21:21)
    Jika semua orang mendapatkan ke-4 karakter pokok ini, yaitu kasih, kudus, adil dan benar serta mempunyai karunia Roh maka dunia ini pasti akan menjadi sorga.

2.    Jemaat Korintus telah melenceng di dalam melihat kegunaan karunia-karunia Roh yang sebenarnya ditujukan untuk membangun jemaat. Oleh karena itu Paulus meluruskan pandangan mereka akan karunia bahasa Roh. Bahasa Roh penting tetapi yang harus diutamakan adalah yang dapat membangun jemaat secara keseluruhan, yaitu karunia nubuat. Karunia nubuat penting tetapi harus dinyatakan dengan kasih dan pimpinan Roh.


  1. Bahasa roh tanpa penafsiran dalam kebaktian sama sekali tidak mendatangkan manfaat bagi orang lain dalam ibadah umum (ayat 6-12).


  2. Nubuat lebih membangun jemaat daripada bahasa roh yang tidak ditafsirkan (ayat 1-4). Nubuat menimbulkan keinsafan akan dosa dan pengetahuan akan kehadiran Allah (ayat 20-25). Bukan maksud Paulus meremehkan karunia yang lain, tetapi ia mau menekankan bahwa karunia itu akan lebih berarti dan menguntungkan bila semua jemaat bisa dikuatkan dan dibangun melalui karunia tersebut.


  3. Nubuat dan bahasa roh dengan penafsiran sama pentingnya bagi jemaat (ayat 5).


  4. Mereka yang berkata-kata dengan bahasa roh dalam jemaat, merekalah yang pertama kali bertanggung jawab agar diberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu (ayat 13).


  5. Dalam kehidupan pribadi Paulus, berkata-kata dengan bahasa roh kepada Allah merupakan suatu sarana yang penting dalam penyembahan dan pertumbuhan rohani (ayat 14-19).


  6. Pengoperasian karunia berkata-kata dengan bahasa roh dan bernubuat harus dilakukan dengan teratur dan tertib (ayat 26-40). Tuhan tidak menghendaki kekacauan di dalam kebaktian tetapi Ia menghendaki damai sejahtera.

 

1 korintus 14:2-6
Pokok Bahasan:

1.    Tidak berkata-kata kepada manusia, tetapi kepada Allah. Penggunaan utama karunia bahasa roh, pertama ditujukan untuk membangun diri orang yang bersangkutan. Baru setelah orang yang bersangkutan mendapatkan karunia untuk menafsirkan bahasa roh, maka karunia berbahasa roh itu berguna untuk jemaat. Yang diucapkan ketika seseorang berbahasa roh adalah "hal-hal yang rahasia", yaitu hal-hal yang tidak dapat dipahami oleh pembicaraan itu dan oleh para pendengarnya (ayat 2, 13-17). Oleh karena inilah banyak jemaat yang merasa karunia berbahasa roh itu "agak aneh" karena kita sudah terbiasa untuk berpikir dan mengerti. Tetapi bilamana kita mau berlaku sama seperti Abraham yang "tidak mengerti" mengapa ia harus mengorbankan anaknya Ishak namun melakukan apa yang Tuhan inginkan, niscaya ada berkat yang menunggu kita karena firman Tuhan berkata bahwa orang yang berkata-kata dalam bahasa roh akan membangun dirinya.
2.    Yang berbuat … membangun jemaat. Karunia bernubuat sungguh digerakkan oleh Roh Kudus, mempunyai 3 ciri penting: membangun, menasehati dan menghibur. Ketiga hal ini ditujukan untuk membangun iman orang percaya, kehidupan rohani mereka, dan keputusan modal untuk tetap tinggal setia kepada Yesus Kristus dan ajaran-ajaranNya. Karena nubuat dikatakan untuk membangun jemaat, maka ciri ke-4 dari nubuat adalah : tidak untuk digunakan bagi tujuan kepentingan pribadi seseorang dengan mengatas namakan Roh Kudus. Bernubuat juga bukan kemampuan menyampaikan suatu khotbah dengan baik atau yang telah dipersiapkan, tetapi menyampaikan pesan secara spontan di bawah dorongan Roh Kudus demi pembangunan jemaat.

 

1 korintus 14:7-17
Pokok Bahasan :

1.    Berdasarkan gambaran mengenai alat-alat musik, Paulus menjelaskan bahwa lidah manusia diberikan untuk menyampaikan perkataan dan Ucapan yang jelas yang dapat dimengerti oleh orang lain. Meskipun karunia berbahasa roh menolong banyak orang di dalam penyembahan pribadi dan juga di dalam kebaktian umum (kalau bahasa roh itu ditafsirkan), tetapi Paulus berkata bahwa lebih baik ia berbicara dengan lima kata yang dapat dimengerti daripada beribu-ribu kata dengan bahasa roh tetapi yang tidak dimengerti (1 Kor. 14:19). Tetapi juga perlu diperhatikan bahwa hal ini bukanlah merupakan suatu pelarangan untuk berbahasa roh.
2.    Untuk membuat karunia berbahasa roh berguna bagi semua jemaat, maka Paulus menganjurkan agar yang mendapatkan karunia itu berdoa supaya ia bisa menafsirkan bahasa roh tersebut. Jika itu sudah ditafsirkan, maka jemaat dan orang yang berbicara itu sendiri akan mengetahui maksudnya. Dengan demikian karunia itu berguna bagi yang berbicara itu sendiri akan mengetahui maksudnya. Dengan demikian karunia itu berguna bagi semua jemaat. Mungkin saja doa yagn diucapkan dalam bahasa roh itu sangat baik. Tetapi tetap saja tidak bermanfaat jika orang lain dalam jemaat tidak dibangun olehnya.
3.    Berdoa dengan rohku … berdoa juga dengan akal budiku. Di dalam berdoa dan memuji tuhan kita melibatkan baik roh maupun pikiran atau akal budi. Paulus menunjuk kepada pengalaman pribadinya di dalam menggunakan kedua hal tersebut. Paulus berdoa dengan akal budinya, seperti yang umum dilakukan tetapi juga ia berdoa dengan berbahasa roh. Yang menarik adalah ketika ia berdoa dengan bahasa roh, akal budinya tidak turut berdoa. Artinya ia memasuki dimensi yang lebih tinggi, yaitu berkomunikasi dengan Allah yang adalah Roh dengan menggunakan bahasa roh.

 

1 korintus 14:18-20
Pokok Bahasan :

1.    "Aku mengucap syukur kepada Allah bahwa aku berkata-kata dalam bahasa roh lebih dari kamu semua". Paulus menganggap karunia bahasa roh sebagai bagian yang penting dalam kehidupan rohaninya dan ia sama sekali tidak meremehkan karunia itu. "Lebih daripada kamu semua", bukan berarti Paulus berbicara dalam bahasa dunia yang lebih banyak, melainkan ia lebih sering menggunakan bahasa roh daripada jemaat Korintus sendiri.
2.    Meskipun ia memiliki karunia bahasa roh itu, tetapi ia lebih suka memakainya di dalam tempat yang tepat. Di dalam jemaat atau kebaktian umum Paulus lebih memilih untuk menggunakan karunia Roh yang lain di mana jemaat bisa menerima sesuatu berupa pesan dari Allah. Dalam hal ini Paulus menggunakan karunia yang bisa membangun jemaat secara keseluruhan.
3.    Kesimpulan yang dapat diambil dari setiap penjelasan Paulus mengenai karunia berbahasa roh yaitu dia tidak menganjurkan penggunaan bahasa roh di dalam kebaktian umum, kecuali ada yang menafsirkannya. Tidak sedikit jemaat yang menjadi bingung karena sekelilingnya semua berbahasa roh seperti sebuah pertandingan. Dan karena tidak ada yang menafsirkan, mereka tidak mendapat apa-apa melalui karunia itu. Maksud dari perkumpulan jemaat adalah saling menguatkan, menghibur dan membangun bukan untuk mendapatkan puji-pujian atau kemegahan diri sendiri.
4.    "Janganlah seperti anak-anak dalam pemikiranmu". Bersikaplah dewasa dalam pemikiran khususnya mengenai karunia bahasa roh ini. Anak-anak selalu lebih senang mempunyai barang yang unik dan kelihatan menarik daripada mempunyai barang yang berguna dan tahan lama. Sedangkan orang dewasa sebaliknya. Gejala jemaat di Korintus menunjukkan bahwa karunia berbahasa roh ini telah menjadi suatu kebanggaan, sehingga mereka melalaikan hal-hal lain yang sebenarnya lebih berguna.

 

1 korintus 14:21-25
Pokok Bahasan :

1.    Karunia bahasa roh adalah tanda bagi orang yang tidak beriman. Banyak orang yang salah menafsirkan ayat ini dengan mengatakan bahwa orang yang berbahasa roh adalah orang yang tidak beriman. Kata "tanda" dalam hal ini akan menjadi lebih mudah untuk dimengerti jika kita ganti dengan "alat untuk menunjukkan". Jadi karunia bahasa roh adalah "alat untuk menunjukkan" orang yang tidak beriman. Pada hari Pentakosta, rasul-rasul berkata-kata dalam bahasa roh (bahasa asing yang tidak mereka kenal sebelumnya tetapi digerakkan oleh Roh tuhan untuk mengatakannya), sehingga dimengerti oleh orang-orang yang belum beriman. Tetapi sekalipun melalui "perbuatan ajaib bahasa roh" tokh sebagian dari mereka mengatakan bahwa rasul-rasul mabuk oleh anggur manis (ayat 23 dan Kis. 2:13) sehingga mereka tidak juga mau bertobat. Ini menunjukkan bahwa mereka benar-benar orang yang tidak beriman. Sama halnya ketika Allah membuktikan bahwa orang-orang Israel tidak beriman dengan menggunakan "orang-orang yang menggunakan bahasa yang lain atau asing", yaitu bahasa Asyur (ayat 21; Yes. 28:11-12).
2.    Karunia bernubuat adalah tanda bagi orang yang beriman. Jika kita ganti kata "tanda" dengan "alat untuk menunjukkan". Maka karunia untuk bernubuat adalah "alat untuk menunjukkan" orang yang beriman. Sekalipun ada orang yagn tadinya tidak beriman atau orang yang baru (ayat 24) tetapi ketika mereka mendengar kata-kata nubuatan dan mereka percaya, ternyatalah bahwa sebenarnya mereka adalah orang-orang yang beriman.

 

1 Korintus 14:26-27

Pokok Bahasan :

1.    Segala sesuatu yang dilakukan di dalam kebaktian haruslah bermanfaat bagi jemaat. Prinsip ini mencakup segala aspek dalam kebaktian baik pujian, khotbah maupun karunia-karunia Roh Kudus. Para pelayan mimbar baik singer, pemain musik, pengkhotbah maupun pengajar terutama harus dimotivasi oleh kasih kepada sesama di dalam melakukan semuanya itu.
2.    Menarik untuk diperhatikan apa yang Paulus gambarkan tentang cara kebaktian di gereja mula-mula yang tidak terlalu formal sehingga ada kesempatan bagi semua anggota untuk mengambil bagian tetapi semuanya harus berlangsung dengan tertib. Roh Kudus diberikan kesempatan luas untuk memberikan penyataan Allah sehingga kebaktian tidak terasa hambar melainkan kita sungguh menjadi dekat dengan tuhan.
3.    Paulus memberikan beberapa hal mengenai penggunaan bahasa roh di dalam kebaktian:


  • Biarlah dua atau sebanyak-banyaknya tiga orang yang berbahasa roh. Penggunaan bahasa roh di dalam kebaktian harus dikontrol agar tidak terjadi kekacauan. Kalau semua orang mengikuti dorongan hatinya untuk berbahasa roh, bisa dibayangkan apa yang terjadi di dalam gereja dengan jumlah jemaat ribuan orang.


  • Dilakukan secara bergiliran, tidak serempak. Jumlah orang yang maksimal tiga itu pun harus melakukannya dalam waktu yang tidak bersamaan. Ini akan lebih tertib daripada masing-masing bersahut-sahutan secara serempak.


  • Harus ada yang menafsirkan. Ini merupakan persyaratan yang penting, apakah bahasa roh itu akan dilanjutkan atau tidak. Dalam pelajaran-pelajaran yang lalu, dijelaskan bahwa bahasa roh di dalam kebaktian tidak diperkenankan kalau tidak ada yang menafsirkan.

 

1 korintus 14:28-33
Pokok Bahasan :

1.    Apa yang harus dilakukan jika tidak ada orang yang menafsirkan bahasa roh tersebut? Paulus mengatakan, "Hendaklah mereka berdiam diri dalam pertemuan jemaat dan hanya boleh berkata-kata kepada dirinya sendiri dan kepada Allah. "Jadi jika tidak ada yang menafsirkan, hendaklah berdiam diri. Seseorang hanya boleh berbahasa roh secara pribadi di mana dia berkata-kata kepada Allah tanpa diucapkan dengan kuat agar jemaat lainnya tidak terganggu.
2.    Sekarang tentagn nabi-nabi atau mereka yang bernubuat. Prinsipnya sama dengan orang yang berbahasa roh. Hanya dua atau tiga orang yang diizinkan berkata-kata atau bernubuat dan itu pun harus dilakukan secara bergantian. Masing-masing orang yang mempunyai karunia nabi diizinkan untuk menyampaikan pesan dari Allah, dan bukan hanya mereka yang dikenal sebagai pelayan atau hamba-hamba tuhan saja. Dengan demikian semua mendapat kekuatan.
3.    Yang lain menanggapi. Menanggapi atau menguji bahwa sumber nubuat itu adalah dari Allah dan bukan dari iblis atau dorongan kedagingan manusia (bdg. 1 Tes. 5:21). Pengujian itu bisa dilakukan oleh mereka yang mempunyai karunia membedakan bermacam-macam roh (1 Kor. 12:10; 1 Yoh. 4:1).
4.    Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi. Semua orang yang mendapat karunia Roh Kudus baik bahasa roh, nubuat dan karunia-karunia yang lain harus bisa mengendalikan dan menggunakannya dengan tertib dan sopan. Karunia nabi takluk kepada nabi-nabi artinya karunia itu takluk kepada orang-orang yagn menerima karunia tersebut. Jadi adalah salah jika ada yang mengatakan bahwa saya tidak dapat mengendalikan diri atau karunia itu tidak bisa saya kendalikan. Yang berbahasa roh bisa menahan diri untuk diam sejenak bila memang perlu. Jika ada yang sedang bernubuat, yang lain tertib mendengarkan bukan menjadi ribut, bising, dan berlomba-lomba menyatakan karunianya sehingga suasana kebaktian menjadi semakin kacau. Allah yang memberi karunia itu bukan Allah "kekacauan" tetapi Allah yang tertib dan rukun.

 

1 korintus 14:34-38
Pokok Bahasan :

1.    Perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan jemaat. Apakah ini berarti bahwa perempuan tidak diperkenankan mengambil bagian dalam pelayanan? Jawabannya dapat dilihat di dalam 1 Kor. 11:5 mengenai peraturan pakaian bagi perempuan yang berdoa dan bernubuat. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa para perempuan diberi juga karunia yang bisa dipakai untuk melayani Tubuh Kristus. Perempuan dapat juga dipakai tuhan dengan karunia tertentu untuk menguatkan iman jemaat. Ayat ini harus dilihat dari latar belakang mengapa Paulus menulis sedemikian.
2.    Ada tertulis kalimat, "sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan jemaat". Kalimat ini menunjukkan bahwa Paulus menuliskan berdasarkan latar belakang kebudayaan di Korintus pada waktu itu. Secara umum wanita dipandang sebagai kaum yang lebih rendah khususnya dalam bidang pengetahuan maupun agama, sehingga dalam kebaktian mereka tidak diperbolehkan untuk bicara. Kalau kaum wanita yang duduk terpisah dengan laki-laki mengomentari atau bertanya mengenai ajaran yang disampaikan, maka itu akan dinilai sesuatu yang kurang sopan, yang akan membuat suasana kebaktian menjadi berisik di sana sini. Dia hanya boleh bertanya kepada suaminya di rumah. Hal "berbicara" dalam ayat ini bukanlah berarti "melayani" tetapi "bertanya".
3.    Berdasarkan ayat 36-38, ada tiga kesalahan yang biasa dilakukan jemaat yang memperoleh karunia Roh Kudus :


  • Berpikir bahwa hanya merekalah pengajar yang memiliki kelebihan seperti kebenaran, penyataan, pengertian dan wahyu. Sedangkan orang lain tidak memilikinya.


  • Menganggap bahwa Allah hanya berbicara kepada mereka. Mereka adalah orang-orang yang khusus di hadapan Allah. Mereka akhirnya menjadi sombong rohani.


  • Menganggap bahwa mereka lebih rohani daripada yang lain.

 

1 korintus 14:39 – 15:2
Pokok Bahasan :

1.    Paulus mengakhiri uraiannya dengan tiga hal :


  • Berusaha untuk memperoleh karunia bernubuat. Paulus menekankan pentingnya karunia ini karena manfaatnya bisa dirasakan secara langsung oleh semua jemaat (bdg. 1 Kor. 14:1-5).


  • Jangan melarang orang yang berbahasa roh. Meskipun Paulus menekankan pentingnya nubuat, ini bukan berarti bahwa karunia bahasa roh tidak penting atau tidak boleh dipakai. Bukankah bahasa roh juga merupakan karunia Roh Kudus? Boleh dipakai dalam pertemuan jemaat asalkan ada yang menafsirkannya.


  • Lakukan semuanya dengan sopan dan tertib sehingga kerukunan dan damai sejahtera antara jemaat tetap terpelihara.


  1. Pada pasal 15 paulus berbicara mengenai Injil yang ia beritakan dan doktrin tentang kebangkitan Kristus. Lima hal yang menjadi tanggung jawab orang percaya terhadap Injil :
a.    Injil harus diberitakan/diajarkan (mrk. 16:15)



  • Injil harus diterima (Yoh. 1:12)


  • Injil harus ditaati (Rm. 1:5; 6:17)


  • Injil harus dipegang teguh (ibr. 3:6, 12-14; 10:23)


  • Injil harus diyakini (Rm. 1:16; 10:9-10; yoh. 3:6-20)
3.    Empat pokok utama dari Injil yang olehnya kita diselamatkan :



  • Kematian Kristus (Rm. 5:6-10; 2 kor. 4:14-21; kol. 1:20; ibr. 9:15)


  • PenguburanNya (Mat. 26:12; yoh. 12:7; rm. 6:4)


  • Kebangkitan Kristus (1 kor. 15:12; rm. 14:9; 2 kor. 5:15; 1 tes. 4:14)


  • Penampakkan Kristus sesudah kebangkitanNya (yoh. 21:14)
4.    Kepada jemaat Korintus Paulus telah mengajarkan pokok-pokok Injil tersebut tetapi kepercayaan mereka akan sia-sia jika mereka kemudian berbalik, tidak melekat dan tidak percaya lagi kepada Injil. Rupanya beberapa jemaat mulai meragukan kebangkitan yesus.


 

1 korintus 15:3
Pokok Bahasan :

Ketidak-mengertian dan ketidak-percayaan akan kebangkitan tubuh merupakan satu masalah bagi beberapa orang pada zamannya Paulus dan masalah ini telah merembet kepada gereja di Korintus. Dalam pasal 15 ini Paulus menjelaskan keseluruhan pokok masalah tentang kebangkitan dari kematian. Paulus mensahkan kenyataan sejarah kebangkitan Kristus melalui bukti-bukti berikut :

1.    Kematian yesus adalah dasar dari keselamatan manusia. Jika Kristus tidak mati, maka manusia tidak memiliki keselamatan. Karena "Kristus telah mati karena dosa-dosa kita". Kata "karena" (huper) berarti untuk atau demi kepentingan kita, sebagai pengganti kita.
    a.    Kristus mati sebagai korban karena dosa kita (1 kor. 5:7; 2 kor. 5:15)


  1. Kristus mati untuk menebus kita (rm. 3:24; kol. 1:14)


  2. Kristus mati supaya kita didamaikan dengan Allah (rm. 3:25; 1 yoh. 2:2).
2.    Kristus mati sesuai dengan Kitab Suci.

    a.    PL telah menubuatkan tentang kematian mesias (kis. 26:22-23)


  1. Kristus marah kepada murid-muridNya karena tidak percaya kepada semua nabi-nabi yang telah berbicara tentang kematianNya (luk. 24:25-26)


  2. Cara Paulus berkhotbah juga untuk meyakinkan orang-orang bahwa yesus adalah mesias yang telah dinubuatkan dalam PL.


  3. Paulus dengan jelas berkata bahwa dia ditentukan untuk tidak mengkhotbahkan apapun selain keselamatan di dalam Kristus dan penderitaanNya, dan bahwa Injil telah dijanjikan sebelumnya oleh nabi-nabi dalam Kitab Suci (1 kor. 2:2; rm. 1:1-2; 3:21-22).

 

1 korintus 15:4
Pokok Bahasan :

Bukti terpenting lain kebangkitan Kristus, yaitu yesus Kristus dikuburkan dan telah dibangkitkan sesuai dengan Kitab Suci.

1.    Penguburan yesus Kristus adalah penting, karena ia membuktikan dua kenyataan penting, yaitu:
a.    Membuktikan bahwa yesus Kristus mati. Tidak ada manusia yang dikubur jika dia tidak mati.
b.    Kuburan kosong adalah bukti bahwa Kristus bangkit dari kematian.
2.    yesus Kristus bangkit dari kematian.
a.    Kebangkitan yesus Kristus menjamin kebangkitan orang percaya dari kematian.


  1. Kebangkitan Kristus membuktikan kuasa kematianNya yang menebus (rm. 6:4)


  2. Kebangkitan Kristus membuktikan bahwa Dia adalah Anak Allah (yoh. 10:17-18; rm. 1:4)


  3. Kebangkitan Kristus membuktikan kebenaran Alkitab (maz. 16:10; luk. 24:44-47; kis. 2:31)


  4. Kebangkitan memastikan penghakiman orang-orang fasik di masa depan (kis. 17:30-31)


  5. Kebangkitan Kristus mendasari karunia Roh Kudus dan pemberian hidup kekal (yoh. 20:22; rm. 5:10; 1 kor. 15:45) dan pelayananNya di Sorga sebagai Pengantara orang percaya (ibr. 7:23-28)


  6. Kebangkitan itu memungkinkan tersedianya kehadiran Kristus serta kuasaNya dalam pengalaman hidup kita sehari-hari (Gal. 2:20; efs. 1:18-20).
3.    yesus Kristus dibangkitkan sesuai dengan Kitab Suci.

a.    yesus berkata bahwa yunus adalah suatu model dari kebangkitanNya (mat. 12:40)


  1. Injil Yohanes berkata bahwa kebangkitanNya telah dinubuatkan dalam PL (yoh. 20:9). Yesus Kristus memarahi murid-muridNya yang tidak mempercayai nubuat tentang kematian dan kebangkitanNya (luk. 24:25-27)


  2. Paulus menyatakan nubuat-nubuat PL mengenai kebangkitan Kristus (Kis. 26:22-23)


  3. Petrus menyatakan nubuat-nubuat PL yang menubuatkan kebangkitan tuhan (kis. 13:35-37).

 

1 korintus 15:5-11
Pokok Bahasan :

Akan selalu ada orang yang mengatakan bahwa yesus tidak bangkit dari kematian. Oleh karena itu Paulus meyakinkan kita bahwa ada banyak orang yang melihat yesus setelah kebangkitanNya.

1.    Petrus, seorang murid yang tiga kali menyangkal tuhan yesus, tetapi menjadi seorang saksi kuat dari kebangkitan yesus.
2.    Dua belas rasul, suatu istilah umum yang digunakan untuk rasul-rasul Kristus mungkin sekali termasuk matias sebagai pengganti yudas telah meninggal karena bunuh diri.
3.    Lebih dari 500 orang percaya, kebanyakan dari mereka masih hidup ketika Paulus menulis surat ini. Mereka dapat memberikan kesaksian yang tidak dapat disangkal bahwa Allah menyelamatkan manusia melalui kematian dan kebangkitan AnakNya, yesus Kristus, dan kelak semua orang akan dibangkitkan dari kematian.
4.    Yakobus, saudara tuhan yesus. Dia tadinya adalah orang yang sama sekali tidak percaya bahwa yesus adalah mesias (yoh. 7:5). Tetapi setelah melihat kebangkitan yesus, Yakobus tidak hanya menjadi percaya tetapi menjadi seorang saksi yagn sangat penting bagi tuhan. Yakobus ditetapkan menjadi seorang pemimpin gereja di Yerusalem (kis. 15:13). Dan selanjutnya dia menulis satu kitab dalam PB yaitu kitab Yakobus.
5.    Semua rasul (yoh. 20:26). Mereka dapat memberikan bukti-bukti yang tidak dapat disangkal bahwa Allah telah mengalahkan kematian melalui kebangkitan tuhan yesus Kristus yang olehnya Dia memberikan jaminan kepada kita tentang kehidupan kekal denganNya.
6.    Paulus, menerima suatu amanat khusus melalui perjumpaan pribadi dengan tuhan yang sudah bangkit untuk ikut serta meneguhkan kesaksian Kristus (kis. 9:1-6).

 

1 korintus 15:12-19
Pokok Bahasan :

1.    Dalam ajaran kekristenan, kebangkitan adalah sangat penting. Fakta bahwa yesus bernubuat akan bangkit dari kematian pada hari yang ke-3, mempunyai arti yang sangat penting bagi pribadiNya. Pribadi yang dapat berbuat demikian adalah Pribadi yang lebih besar daripada manusia biasa.
2.    Dalam ayat 14, 17 paulus menalar jelas kebangkitan Kristus sangat penting. Maksud Paulus dalam kedua ayat ini adalah bahwa kekristenan adalah Injil, dan Injil adalah kabar baik tentang bagaimana Allah mengutus AnakNya untuk menjadi Juruselamat manusia. Tetapi jika Kristus tidak benar bangkit, maka kita tidak mempunyai jaminan bahwa keselamatan kita telah terselesaikan. Apabila Kristus tidak dibangkitkan, maka tidak ada kemenangan atas dosa.
3.    Menyangkali kebangkitan tubuh berarti menyangkali kebangkitan Kristus. Bila kita tidak percaya pada kebangkitan tubuh, kita membuat "pemberitaan" para rasul maupun "kepercayaan" orang-orang Kristen menjadi sia-sia, sebab Kristus yang kita jadikan Juruselamat, ternyata juga sama dengan kita, mati dan tidak bangkit! Terlebih lagi, pemberita-pemberita Injil tidak hanya memberikan kesaksian yagn salah tentang Allah, jika mereka mengatakan bahwa Allah telah membangkitkan Kristus, padahal mereka tahu hal itu sebenarnya tidak pernah terjadi.
4.    Jika Kristus tidak dibangkitkan, maka "sia-sialah kepercayaan" orang Kristen, sebab mereka percaya kepada Allah yang tidak berkuasa untuk membangkitkan orang mati, sehingga tidak ada jaminan lagi bahwa Dia juga berkuasa untuk memberikan hidup baru kepada manusia yang telah "mati" dalam dosa. Dengan kata lain tidak ada jaminan keselamatan.
5.    "Orang Kristen yang menaruh pengharapan kepada Kristus hanya di dunia ini adalah orang yang paling malang". Mengapa? Sebab jika tidak ada harapan pada kehidupan setelah di dunia ini, yaitu untuk kehidupan kekal, maka agama Kristen tidak berbeda dengan agama-agama lain, dan akan menjadi suatu daftar peraturan hidup di dunia ini saja. Kalau memang benar demikian, lebih baik "kata makan dan minum, sebab besok kita mati". Tetapi terpujilah yesus, bahwa kita boleh percaya dan berharap kepadanya bukan untuk hal-hal di dunia ini saja, tetapi Ia telah masuk ke tempat kudus dengan membawa darahNya sendiri untuk menebus kota (ibr. 9:11-15) dan menyediakan tempat di Sorga bagi kita (yoh. 14:1-3).

 

1 korintus 15:20-22
Pokok Bahasan :

1.    Dengan membuang semua pikiran tentang penyangkalan kebangkitan orang mati, secara tegas Paulus mengungkapkan "apa yang benar", yaitu bahwa "Kristus telah dibangkitkan", suatu keajaiban yang sudah berlalu, tetapi masih berakibat terus-menerus. Sebagai "yang sulung" Kristus menjadi jaminan dari buah yang akan datang. Dengan kata lain, kebangkitan Kristus, sebagai manusia pertama yang mati tetapi kemudian hidup kembali dengan hidup yang tidak berkesudahan atau kekal, menjadi model dan jaminan bagi kebangkitan seluruh umat Allah (ayat 23; 1 tes. 4:14). Yesus sendiri pernah membangkitkan beberapa orang mati misalnya lazarus tetapi mereka mati kembali. Tetapi Kristus dibangkitkan dari kematian untuk hidup selamanya, sehingga kebangkitanNya adalah jaminan bahwa kita juga akan dibangkitkan dari kematian (rm. 8:11) pada kedatanganNya yang kedua.
2.    Seperti dalam roma 5, Paulus memandang Kristus sebagai adam yagn kedua. "Maut", yaitu kematian jasmani maupun rohani, memasuki dunia melalui dosa Adam (rm. 5:12), sehingga semua keturunannya "mati dalam persekutuan dengan adam", atau mewarisi "kematian rohani" yang terbukti dari kecenderungan hati manusia untuk selalu berbuat dosa. Tetapi dengan kebangkitan Kristus, terbukalah kesempatan bagi semua orang mati utnuk dibangkitkan dan "dihidupkan kembali". Oleh karena maut memasuki dunia melalui perbuatan "satu orang manusia" (adam); adalah juga dapat diterima oleh pekerjaan "satu orang manusia", yaitu Kristus, manusia yang sempurna, semua orang mati dapat dibangkitkan. Walaupun istilah "semua oragn mati" bersifat menyeluruh dan mencakup setiap manusia, namun "semua orang akan dihidupkan kembali" dibatasi oleh ayat 23, yaitu mereka yang telah menjadi milik Kristus, melalui percaya kepadaNya.

 

1 korintus 1:23-28
Pokok Bahasan :

1.    Kebangkitan Kristus akan disusul oleh kebangkitan orang-orang percaya. Hal ini akan terjadi "pada waktu kedatangan" Kristus, yaitu waktu Kristus menyatakan diri untuk kedua kalinya (2 Tes. 1:7).
2.    Sesudah kedatangan Kristus akan tiba "kesudahannya", yaitu puncak segala zaman. Yesus akan menyerahkan "Kerajaan" kepada Allah Bapa sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kuasa dan kekuatan – ini membuktikan bahwa yesus memang harus memerintah selama 1.000 tahun sebagai Raja seperti yang dijelaskan di dalam ayat 25, baca juga Why. 20:4. Sesudah itu baru Ia menyerahkan kerajaan itu kepada Allah.
3.    "Maut" sebenarnya sudah ditaklukkan dengan kebangkitan Kristus (2 Tim. 1:10), tetapi akan nyata "dibinasakan" pada saat kedatangan Kristus kembali. Melalui kebangkitan, semua orang yang percaya Kristus akan dibebaskan dan diberi hidup kekal.
4.    Pada saat penciptaan manusia, Allah telah memberikan kuasa kepada manusia untuk mengatur dan memerintah atas bumi (Kej. 1:28; Maz. 8:7-9). Tetapi dalam ayat 27 paulus berbicara tentang manusia yang sempurna, yaitu Kristus, yang dikatakan bahwa "segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah kakiNya", namun ada satu pengecualian, yaitu bahwa Allah Bapa yang menyerahkan kekuasaan mutlak itu kepada Kristus.
5.    Kalau pekerjaanNya telah selesai, kristus akan menyerahkan kembali kepada Bapa amanat dan kekuasaan yang diberikan kepadanya, yaitu untuk "menaklukkan segala sesuatu", supaya Bapa menjadi "semua di dalam semua" atau nyata sebagai asal dan tujuan segala sesuatu (Rm. 11:36). Di sini Paulus tidak berbicara tentang hakekat azasi kristus atau Allah Bapa, melainkan tentang hubungan pekerjaan kristus dengan Allah bapa. Kristus dilahirkan, mati, dibangkitkan, akan datang kembali, menaklukkan semua lawan Allah, dan akhirnya akan menyerahkan kembali segala kekuasaan kepada Allah.

 

 
By : Pdt. Thimotius Dawir

Tidak ada komentar: